Dalam dunia bisnis, istilah “bisnismen” dan “pengusaha” sering kali digunakan secara bergantian. Tak jarang kita mendengar seseorang berkata, “Dia pengusaha sukses,” padahal yang dimaksud sebenarnya adalah seorang bisnismen. Meski terlihat sama, keduanya memiliki perbedaan yang cukup mendalam, baik dari segi cara berpikir, tujuan bisnis, hingga cara menghadapi risiko.
Artikel ini akan membedah perbedaan antara bisnismen dan pengusaha, serta mengapa penting untuk memahami perbedaan ini jika kamu sedang atau akan menapaki jalan wirausaha.
Definisi: Dua Jalur dalam Dunia Usaha
Bisnismen adalah seseorang yang menjalankan usaha berdasarkan model bisnis yang sudah ada. Ia lebih menekankan pada pengelolaan, efisiensi, dan stabilitas. Umumnya, bisnismen mengambil langkah yang sudah terbukti berhasil dan mengembangkannya lebih lanjut.
https://www.cimbniaga.co.id/id/inspirasi/bisnis/7-tips-jitu-untuk-menjadi-pengusaha-sukses
Pengusaha (entrepreneur), di sisi lain, adalah individu yang menciptakan sesuatu yang baru, baik itu produk, jasa, sistem, atau pasar. Seorang pengusaha memulai dari ide, lalu membentuknya menjadi solusi, meskipun belum ada jaminan keberhasilan. Ia adalah pemikir kreatif yang sering kali melawan arus.
Mindset: Stabilitas vs Inovasi
Perbedaan paling mendasar terletak pada pola pikir. Bisnismen cenderung berpikir logis dan konservatif. Mereka lebih memilih jalur yang aman dan terukur. Fokus utama mereka adalah mendapatkan keuntungan dan mempertahankan bisnis tetap berjalan
Berbeda dengan itu, pengusaha memiliki pola pikir yang progresif dan berani. Mereka melihat peluang dalam setiap tantangan dan tidak takut untuk gagal. Seorang pengusaha percaya bahwa inovasi adalah kunci utama untuk bertahan dan berkembang, meskipun terkadang harus menghadapi risiko besar.
Inovasi dan Kreativitas: Siapa yang Lebih Berani Berkarya?
Dalam hal inovasi, pengusaha jelas lebih unggul. Mereka dikenal sebagai pencetus ide-ide baru dan sering kali menjadi pelopor dalam industri tertentu. Contohnya adalah Nadiem Makarim, pendiri Gojek. Ia memulai bisnis dari kebutuhan sederhana—transportasi ojek yang efisien—dan menciptakan aplikasi yang akhirnya mengubah cara orang Indonesia bepergian.
Sementara itu, bisnismen biasanya mengambil model bisnis yang sudah ada dan mengeksekusinya dengan lebih baik. Misalnya, seseorang membuka waralaba minuman kekinian karena melihat tren yang sedang naik daun. Mereka bukan pencipta tren, tetapi mampu mengelola bisnis tersebut agar menghasilkan keuntungan yang stabil.
Cara Menghadapi Risiko: Berani atau Berhitung?
Bisnismen cenderung menghindari risiko dan memilih jalur yang sudah terbukti. Mereka akan mempertimbangkan banyak aspek sebelum mengambil keputusan yang besar, dan lebih memilih menjaga stabilitas daripada melakukan lompatan besar.
Sebaliknya, pengusaha sering kali justru hidup dari risiko. Mereka sadar bahwa untuk menciptakan sesuatu yang luar biasa, dibutuhkan keberanian menghadapi kemungkinan gagal. Elon Musk, misalnya, berkali-kali menghadapi kegagalan dalam peluncuran roket SpaceX. Tapi dengan keberanian dan keyakinannya, ia berhasil membuat perusahaan antariksa swasta yang kini diakui dunia.
https://simpleklin.com/panduan-pemasaran-digital-bisnis-kecil/
Tujuan Utama: Profit vs Perubahan
Tujuan seorang bisnismen biasanya berfokus pada profit. Mereka mengukur keberhasilan dari seberapa besar keuntungan yang diperoleh dan seberapa cepat balik modal bisa diraih. Efisiensi dan manajemen operasional menjadi prioritas utama.
Pengusaha, meski juga mengejar keuntungan, lebih terdorong oleh semangat menciptakan perubahan. Mereka ingin membangun sesuatu yang berdampak pada masyarakat. Bagi pengusaha, uang adalah hasil sampingan dari visi dan nilai yang mereka ciptakan.
Contoh Kasus Nyata
Mari kita ambil dua tokoh lokal:
* Chairul Tanjung, pemilik CT Corp, adalah contoh bisnismen sukses. Ia membangun kerajaan bisnis dengan strategi akuisisi dan manajemen yang baik. Fokusnya adalah memperluas bisnis yang sudah ada dan memperkuat posisi di pasar.
* William Tanuwijaya, pendiri Tokopedia, adalah pengusaha sejati. Ia memulai dari ide, tanpa dukungan dana besar, dan menciptakan platform marketplace yang kini menjadi salah satu unicorn terbesar di Asia Tenggara. Ia menciptakan solusi, bukan sekadar mengikuti tren.
Mana yang Lebih Baik?
Tidak ada yang lebih baik di antara keduanya—semuanya tergantung pada tujuan, karakter, dan visi hidupmu. Jika kamu senang bermain aman, mengikuti sistem yang sudah ada, dan ingin cepat balik modal, menjadi bisnismen adalah pilihan tepat. Namun jika kamu ingin membangun sesuatu yang belum ada, siap menghadapi tantangan dan risiko, maka jalur pengusaha bisa jadi panggilan hatimu.
Yang pasti, keduanya berkontribusi besar dalam dunia ekonomi. Bisnismen membantu memperluas lapangan kerja dan stabilitas bisnis, sementara pengusaha mendorong inovasi dan kemajuan peradaban.
Bisnismen dan pengusaha adalah dua sisi dari dunia bisnis yang saling melengkapi. Yang satu menjaga roda ekonomi tetap berjalan, yang lain mendorongnya melaju lebih cepat. Dalam dunia yang terus berubah seperti sekarang, memiliki semangat pengusaha dengan kemampuan manajerial seperti bisnismen bisa menjadi kombinasi yang kuat.